Sunday, November 14, 2010

PAGI


Pukul berapakah anda bangun? Apakah anda sempat merasakan indahnya pagi? Mungkin setiap pagi dalam hidup kita hadir di saat kita sedih, bahagia, tersenyum, sakit, senang ataupun pagi terlewatkan begitu saja dengan tidur baik karena mungkin malam sebelumnya kita begadang atau memang kebiasaan buruk  kita yang selalu bangun telat. Setiap pagi saya selalu bangun sebelum matahari terbit ataupun ketika hari libur paling lama saya sudah bangun sebelum pukul tujuh, karena entah kenapa apabila saya bangun lewat dari waktu tersebut kepala saya akan terasa sakit dan badan saya akan terasa berat untuk bergerak dan lagi memang saya tidak  ingin melewatkan pagi yang indah, baik itu saat hujan ataupun saat cuaca cerah, setiap pagi memiliki cerita dan keindahan tersendiri. Kadang sebelum beranjak saya berdoa dan merenungkan  Firman Tuhan (ps. Kadang y, bukan rutin.... duh ntah kapan awak nih gak bolong ntuk bersaat teduh, hehehhehe...ampuni aku Tuhan).
Oh ya, ada saat pagi yang indah yang sampai saat ini sering kuingat dan kudambakan terulang lagi. Saat pagi yang indah mejelang Natal di sebuah desa bernama Lumban Siregar, Bahal Batu, Siborong-borong. Kebetulan saat itu memang lagi mau musim panen, padi sudah menguning dan hampir siap untuk dipanen. Karena menjelang Natal para orangtua disibukkan dengan berbagai kegiatan dan kesibukan yang luar biasa, sedangkan padi  yang menguning tadi harus tetap dijaga agar tidak habis dimakan burung (istilahnya mamuro) maka kami anak-anaklah yang harus mengambil alih tugas tersebut dan kebetulan memang tugas tersebut tidak berat, kita hanya tinggal duduk di suatu tempat yanag agak tinggi dan menggoyang-goyangkan tali yang sudah terhubung  dengan kaleng-kaleng yang tergantung dan orang-orangan sawah sehingga menimbulkan bunyi yang menghalau burung-burung tersebut untuk tidak memakan padi. Nah, pagi itu tidak seperti biasanya saya adik saya yang perempuan, kami berdua diperintahkan (ceileee..acem militer za) untuk lebih awal pergi ke areal persawahan yang kebetulan sawah tersebut adalah tadah hujan sehingga medannya tidak terlalu berat. Kami berangkat tepat sekali saat matahari akan naik di ujung timur, ditemani dengan kabut yang begitu indah sehingga kalau dibayangkan dari jauh kami seakan-akan melayang di atas awan (hmm..khayalan tingkat tinggi nih). Suasana Natal saat itu menambah indahnya pagi itu dan ditemani bekal berupa ubi rebus serta sebotol sirup markisa hangat yang sudah disediakan oleh ibu tercinta sebelum kami berangkat. Bayangkan betapa indahnya duduk di atas balai-balai yang sengaja dibangun agak tinggi di tengah sawah, memandang  hamparan padi kuning yang masih diselimuti kabut pagi, menyantap ubi rebus yang masih hangat dan minum markisa hangat yang berpadu dengan dinginnya pagi itu ditambah lagi sentuhan lembut mentari yang mulai beranjak dari peraduannya.. hmmm.. sungguh LUAR BIASA indahnya..
Setiap saat mengingat pagi itu ada rasa  rindu, takjub dan syukur mengalir dalam hatiku. ALLAH ku memang LUAR BIASA. Terima kasih Tuhan, jadikan setiap pagi ku indah dan biarkan kurasakan berkatMu yang melimpah dalam hidupku. Amin
So guys... masih ingin telat bangun nih?? Hayoo.... cepat-cepat bangun dan rasakan indahnya pagi dalam hidupmu

No comments:

Post a Comment