Friday, November 12, 2010

menangis bersama hujan


Hujan....
Apa yang ada dalam pikiran anda ketika mendengar kata hujan dan apa yang anda rasakan saat hujan datang? Masa kecilku sebagian besar kulalui di sebuah desa yang terpencil namun indah, desa yang masih asri dengan pepohonan yang sudah langka. Setiap pulang sekolah aku harus ke ladang ataupun sawah, tergantung situasinya. Saat di ladang atau di sawah apabila hujan datang kami tidak peduli selama tidak ada petir (karena saat itu memang sering sekali orang tersambar petir). Singkat kata hujan pada saat itu sangat kami nikmati dan malah kami nantikan (hmm.. namanya juga anak-anak, hehehehe).
Berpindah ke kota Pematang Siantar, kota kelahiranku, ketika diriku naik kelas 4 SD. Di kota yang indah ini aku sering juga mandi hujan, bertelanjang dada bermain sambil kejar-kejaran dengan teman-teman sebaya. Ketika semakin beranjak dewasa kebiasaan mandi hujan sudah kutinggalkan, tapi ada satu kebiasaan baru dengan hujan yang sangat kunikmati yaitu menangis bersama hujan. Kebiasaan ini kulakukan ketika sudah duduk di bangku SMP, saat itu aku sudah mulai banyak memikirkan hal dan kebetulan banyak masalah yang menimpa keluargaku, masalah yang sangat rumit dan berkepanjangan. Saat masalah datang dan aku tak sanggup membendung luapan emosi yang tertahan, aku menumpahkannya dengan menangis, terdengar cengeng memang, tapi aku melakukannya tanpa ada orang yang tahu. Terkadang aku menangis sendiri dengan berpura-pura tidur dan terkadang saat hujan datang aku akan berjalan menyusuri jalan-jalan sambil menangis, yah.,... menangis bersama hujan, sehingga orang-orang tidak akan melihat tetes air mataku karena menyatu dengan tetesan air hujan.  Hujan menyapu tiap tetes air mataku seperti harapku pada Tuhan untuk menghapus segala masalah yang keluargaku hadapi. Hujan menenangkan pikiranku. Hujan menemani dan memberiku kehangatan yang mendamaikan... hujan, anugerah sang Khalik

No comments:

Post a Comment